Archive | April 27, 2014

Sejarah Perkembangan Akuntansi Indonesia Dan Internasional Serta Organisasi – Organisasi Pembuat Standar Akuntansi Dan Audit Internasional

Sejarah perkembangan Akuntansi Indonesia Dan Internasional

 

  • Praktik Akuntansi

Pada hakikatnya para ahli akan sepakat apabila di katakan bahwa fungsi akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai lama, sejak adanya kejadian yang berhubungan dengan bisnis, bahkan sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Hal ini terbukti dari berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest Stevelinck dalam artikelnya yang berjudul Accounting in Ancient Times (The Accounting Historian Journal Volume 12 No. 1 (1985)) sebagai berikut :

Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan akuntansi dalam        kulit kayu (papyri) yang ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan menjelaskan     bahwa akuntansi itu telah ada lebih daripada 3000 tahun yang lalu dengan beberapa           tingkat kejelasan.

Pada tahun 3200 sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara simultan. Pertama koin dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian dimasukkan dalam amplop. Jenis lainnya token disimpan dalam bentuk yang lebih besar dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan transaksi cash (Utang, Piutang, dll) dengan transaksi noncash (Persediaan, Peralatan, Tanah, dll) (Mattessich, 1987 ; 79).

  • Sejarah Metode Pencatatan Double Entry

Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak ditulis akuntansi lahir dari seorang pendeta itali, yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 di Venice.

Pencatatan transaksi tidak hanya mencatat pengaruhnya pada satu perkiraan, tetapi            juga dilakukan pencatatan pada perkiraan lain. Menurut ijiri (1996), Pacioli             menjalaskan pencatatan transaksi perdagangan di Italia, dalam bab yang berjudul De     Computiset Scripturis dengan Double Entry Bookkeeping System. Persamaan             akuntansi double entry boookeeping adalah sebagai berikut,

Harta = Utang + Modal

Hasil penelitian-penelitian lainnya menyatakan bahwa ternyata akuntansi maupun double entry accounting, jauh sebelum itu sudah berkembang di tempat lain. Lucas Pacioli sendiri dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang di tulisnya tentang double entry bookeeping adalah berdasarkan pada metode yang digunakan di Venice, Italia yang telah berkembang sebeumnya. Bahkan ia sendiri mengaku melakukan penjiplakan dari bahan manuscript asli dari Venice (siswanto, 2000).

Ia mengakui bahwa dirinya hanya menuliskan sebuah metode pencatatan pembukuan yang dianggapnya telah digunakan ratusan tahun sebelumnya, dan sudah digunakan secara umum oleh para pedagang pada masa itu dan bukan dirinyalah yang menemukan sistem pembukuan berganda tersebut (Adnan, 1997).

  • Perkembangan Ilmu Akuntansi

Revolusi industri di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.

Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.

  • Tahun 1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double entry.
  • Tahun 1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
  • Tahun 1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
  • Tahun 1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
  • Tahun 1900: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
  • Tahun 1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:

a)      Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;

b)      Laporan keuangan mulai diseragamkan;

c)      Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan

d)     Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.

  • Tahun 1950 s/d 1975: Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut:

a)      Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.

b)      Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).

c)      Analisis Cost Revenue semakin dikenal.

d)     Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.

e)      Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.

f)       Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.

g)      Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.

  • Tahun 1975: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:

a)      Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;

b)      Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;

c)      Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;

d)     Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan

e)      Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

  • Sejarah Akuntansi di Indonesia

Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada jaman keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya sejauh ini penelitian mengenai hal ini masih belum dilakukan. Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara.

Periodisasi perkembangan akuntasi Indonesia dapat dibagi atas zaman kolonial dan zaman kemerdekaan.

1. Zaman Kolonial

Zaman Voc

Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke 16, mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1619. BOC memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasu transaksi keuangannya.

Zaman Penjajahan Belanda

Setelah VOC bubar kekuasannya di ambil alih oleh kerajaan Belanda. Zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debit dan kredit, yang antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Btavia. Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.

Zaman Penjajahan Jepang

Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan di Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).

2. Zaman Kemerdekaan

Sistem akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah sistem akuntansi Belanda yang lebih dikenal dengan sistem tata buku. Sistem ini sebenarnya merupakan subsistem dari ilmu akuntansi dalam bidang metode pencatatan, jadi bukan seperti disiplin ilmu akuntansi yang dikenal di Amerika. Setelah kemerdekaan kebencian kepada Belanda juga mempengaruhi eksistensi perusahaan Belanda sehingga pada tahun 1950-an, perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk. Pada yang sama, perusahaan yang ada masih tetap mengikuti sistem akuntansi Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme sistem akuntansi di Indonesia.

Salah seorang dosen akuntansi senior Indonesia Dr. S. Hadibroto telah menulis disertasi tentang dua sistem ini dengan judul yang sudah diterjemahkan : Studi Perbandingan antara Akuntansi Amerika dan Belanda dan Pengaruhnya terhadap Profesi di Indonesia. Pada kesimpulan disertasinya beliau menyarankan agar Indonesia lebih baikmemilih sistem akuntansi Amerika dibandingkan dengan sistem akuntansi Belanda.


Organisasi – Organisasi Pembuat Standar Akuntansi Dan Audit Internasional

Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik, prinsip) dan praktik yang sudah di terima oleh umum karena penggnaanya dan kelohisannya. Standar itu disebut standar akuntansi.

Standar akuntansi mencakup konveksi, peraturan, dan prosedur yang sudah disususn dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada saat tertentu. Standar ini merupakan konsensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi apa yang harus dicatat; bagaimana mencatatnya , dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang akan disajikan.

Standar Akuntansi Internasional

Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS ) disusun oleh empat organisasi utama dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999).

Komisi Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal pada banyak negara, sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam skala internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih bermotif untuk mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak negara, khususnya Amerika Serikat dan negara-negara lokasi anak perusahaan. Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) bertujuan untuk mengembangkan konsensus internasional, pertukaran informasi penyusunan standar baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal. Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di seluruh dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi guna kepentingan masyarakat (Choi, et al., 1999). Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa organisasi tersebut diharapkan dapat mengatur praktik-praktik akuntansi secara internasional.

Khtisar Organisasi Besar International Yang Mendukung Konvergensi Akuntansi

Enam organisasi yang menentukan standar akuntansi international dan memajukan penyelarasan akuntansi international, yaitu:

1)      International Accounting Standards Board (IASB)

2)      Commision of the European Union (EU)

3)      International Organization of Securities Commissions (IOSCO)

4)      International Federation of Accountants (IFAC)

5)      United Nations Intergovernmental Working Group of Experts on Standards of Accounting and Reporting (ISAR)

6)      Organization for Economic Cooperation and Development Working Group on Accounting Standards (OECD Working Group)

1. International Accounting Standards Board (Iasb)

Tujuan dari IASB adalah :

  • Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
  • Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
  • Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
  • Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.

2. Uni Eropa (Europen Union-EU)

Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :

  1. Perubahan modal dalam tingkat EU
  2. Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi
  3. Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.

3. International Organization Of Securities Commissions (Iosco)

Tujuan dari IOSCO adalah:

  • Bekerja sama bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil , efisien, dan baik.
  • Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
  • Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standard an pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
  • Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.

 

4. International Federation Of Accountants (Ifac)

Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan public dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan.

5. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan Pbb Dalam International Standards Of Accounting And Reporting (Isar)

ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.

 

6. Organization Of Economic Cooperation And Development (Oecd)

OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja.

  • Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

SAK yang berkualitas merupakan salah satu pedoman pokok untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan bagi perusahaan. Dengan adanya standar akuntansi yang baik, maka laporan keuangan dapat menjadi lebih berguna dan menciptakan transparasi bagi perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia, senantiasa berusaha untuk tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, baik dalam lingkup nasional, regional, maupun global, khususnya dalam hal yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah yang pernah dicapai sebelumnya dalam pengembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia:

1. Menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI berhasil melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansiyang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).” pada tahun 1973.

2. Tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.

3. Tahun1994, setelah berlangsung selama 10 tahun IAI kembali melakukan revisi totalterhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” IAI mengadopsi pernyataan International Accounting Standard Committee (IASC) sebagai dasar acuan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia

 

  • Sejarah Perkembangan Penyusun Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

 IAI didirikan di Jakarta tanggal 23 Desember 1957. Pengembangan SAK di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1973 dengan dibentuknya Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur daripada GAAP dan GAAS. Selanjutnya pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan. Kemudian komite PAI tersebut pada tahun 1994 diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan. Pada kongres VIII 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah kembali namanya menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) untuk masa bakti 1998–2002 dan diberi otonomi khusus untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk pada tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan perlakukan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK.

Sumber :

– Harahap, Sofyan Syafri. Edisi revisi 2011. Teori Akuntansi. Pt Rajagrafindo Persada. Jakarta

http://www.slideshare.net/tarymarthen/makalah-teori-akuntansi-sejarah-perkembangan-akuntansi-jiantari-c-301-09-013

http://christomario.wordpress.com/2012/05/02/bab-viii-standar-audit-dan-akuntansi/

– Editorial Staff

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Fakultas Bisnis, Unika Widya Mandala